LAMPU TERANG
BAGI KEGELAPAN
BERITA-BERITA YANG MENYIMPANG
OLEH :
ABU ABDIRRAHMAN IRHAM AL MEDANY
عفا الله عنه
بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدًا عبده ورسوله
أما بعد
قال الله تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا [النساء : 135]
Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian orang-orang yang benar-benar menegakkan keadilan menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau kedua orang tua dan kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin maka Allah lebih tahu tentang maslahat keduanya dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran dan jika kamu memutar balikkan atau enggan menjadi saksi maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui apa yang kalian lakukan.
وقال : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ [المائدة : 8]
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah menjadi saksi yang adil dan janganlah kebaencian terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk tidak adil. Berlaku adil lah karena adil itu lebih dekat kepada ketaqwaan dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu lakukan.
Risalah ini ana tulis sebagai nasihat dan kesaksian dari ana sebagai tabri’ah lizzimmah karena ana termasuk orang yang mengalami permasalahan ini.
ليس راء كمن سمع
Tidaklah orang yang melihat sama dengan orang yang hanya mendengar.
Dan untuk sebagai nasehat dan mengingatkan dari sifat-sifat yang tercela maka ana usahakan untuk menuliskan dalil-dalilnya dari Alqur’an dan sunnah, dan barang siapa yang tidak bermanfaat baginya ucapan Allah dan rasulnya maka ucapan siapa yang dapat bermanfaat baginya.
وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآَنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِين [النمل : 92]
Dan supaya aku membacakan Alqur’an maka barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk kebaikan dirinya dan barang siapa yang sesat maka katakanlah sesungguhnya aku tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan.
Dan juga untuk meluruskan beberapa perkara yang diselewengkan oleh orang-orang yang sengaja atau tanpa sengaja dia telah terjatuh dalam menyesatkan orang dari hakikat permasalahan. Baik itu dalam salah memahami perkataan
كم من عائب قولا صحيحا و آفته من الفهم السقيم
Berapa banyak orang yang mencela sebuah perkataan yang benar dan sebabnya adalah karena pemahaman yang sakit(salah).
karena jalan cerita sebuah perkataan sangat penting untuk memahaminya, atau dalam menukil perkataan sepotong-sepotong yang ini adalah termasuk perbuatan orang-orang yahudi yang menutupi ayat rajam yang ada di dalam syariat mereka.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam bukhari dan muslim
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أُتِىَ بِيَهُودِىٍّ وَيَهُودِيَّةٍ قَدْ زَنَيَا فَانْطَلَقَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حَتَّى جَاءَ يَهُودَ فَقَالَ « مَا تَجِدُونَ فِى التَّوْرَاةِ عَلَى مَنْ زَنَى ». قَالُوا نُسَوِّدُ وُجُوهَهُمَا وَنُحَمِّلُهُمَا وَنُخَالِفُ بَيْنَ وُجُوهِهِمَا وَيُطَافُ بِهِمَا. قَالَ « فَأْتُوا بِالتَّوْرَاةِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ». فَجَاءُوا بِهَا فَقَرَءُوهَا حَتَّى إِذَا مَرُّوا بِآيَةِ الرَّجْمِ وَضَعَ الْفَتَى الَّذِى يَقْرَأُ يَدَهُ عَلَى آيَةِ الرَّجْمِ وَقَرَأَ مَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا وَرَاءَهَا فَقَالَ لَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلاَمٍ وَهْوَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مُرْهُ فَلْيَرْفَعْ يَدَهُ فَرَفَعَهَا فَإِذَا تَحْتَهَا آيَةُ الرَّجْمِ فَأَمَرَ بِهِمَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَرُجِمَا. قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ كُنْتُ فِيمَنْ رَجَمَهُمَا فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَقِيهَا مِنَ الْحِجَارَةِ بِنَفْسِهِ.
Dari nafi’ bahwa Abdullah bin umar mengabarkan bahwa rasulullah sallallahu alaihi wa sallam didatangkan kepadanya seorang pria dan seorang wanita dari kaum yahudi yang telah berzina. Kemudian rasulullah pun pergi dan mendatangi kaum yahudi dan dia berkata apa yang kalian dapatkan di dalam taurat tentang hukuman terhadap orang yang berzina? Mereka berkata :”kami hitamkan wajah mereka lalu kami membawa mereka dan membuat keduanya saling menghadap kepada arah yang lain dan kami bawa mereka berkeliling.” Lalu beliau pun berkata: datangkanlah taurat jikalau kalian adalah orang-orang yang jujur. Lalu mereka mendatangkannya sampai tatkala mereka melewati ayat rajam, pemuda yang membaca meletakkan tangannya diatas ayat tersebut dan membaca yang di depannya dan yang sebelumnya, maka Abdullah bin Salam berkata dan dia bersama rasulullah: perintahkanlah dia untuk mengangkat tangannya. Dan pemuda itu pun mengangkatnya maka dibawahnya terdapat ayat rajam. Maka beliaupun menyuruh mereka untuk di rajam. Dan keduanya pun di rajam. Abdullah bin Umar berkata: Aku termasuk orang yang merajam keduanya dan aku melihat yang laki-laki melindungi yang perempuan dari lemparan batu dengan badannya.
Di dalam ilmu balaghah dipelajari tentang masalah ini yaitu tentang ucapan itu harus diperhatikan yang lalu dan yang setelahnya maka seandainya perkataannya itu dicomot dari yang sebelumnya dan yang sesudahnya maka akan memberikan makna yang beda dari makna yang sesungguhnya yang dimaksudkan dari perkataan tersebut. Seandainya ada yang membaca Alqur’an
{ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ } [الماعون:4]
Kemudian dia diam maka ini akan mencabut perkataan tersebut dari jalan ceritanya.
Seperti ucapan penyair:
دع المساجد للعباد تسكنها وطف بنا حول خمار ليسقينا
ما قال ربك ويل للأولى سكروا ولكن قال ويل للمصلينا
Tinggalkanlah mesjid-mesjid bagi ahli ibadah yang menghuninya
Dan berkelilinglah bersama kami disekitar peminum khamr agar dia memberi kita minum
Tidaklah Robmu mengatakan celaka bagi orang-orang yang mabuk, tapi yang dia katakan celaka bagi orang-orang yang sholat
Maka mengambil sebuah perkataan tanpa memperhatikan siyaqul kalamnya maka ini adalah pemutar balikkan fakta dan mengeluarkan perkataan tersebut kepada makna yang tidak dimaksudkan.
Sifat-sifat seperti ini tidaklah layak bagi orang yang mengaku sebagai salafy karena ini adalah termasuk khianat dan juga merupakan sifat-sifat kaum munafiqin yang diwarisi oleh Ahlul bid’ah untuk mengelabui umat.
Dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya walaupun tanpa memelas untuk mempengaruhi para pembaca.
وَجَاءُوا أَبَاهُمْ عِشَاءً يَبْكُون [يوسف : 16]
Dan mereka mendatangi bapak mereka dalam keadaan menangis
Kilas Balik
وَمَا شَهِدْنَا إِلَّا بِمَا عَلِمْنَا وَمَا كُنَّا لِلْغَيْبِ حَافِظِين [يوسف : 81]
Awal permasalahan ini adalah dari orang yang bernama mas’ud. Dia adalah anak dari Abshor salah seorang pendiri pondok dusun bakti. Dia memiliki pemikiran-pemikiran hizbul jadid bahkan sangat bersemangat dalam mengumpulkan syubhat dari situs-situs mereka. Pada waktu kedatangan masyaikh dari yaman yang pertama kali dia sudah dinasehati dan kemudian dia mulai membaik(begitu yang kita dengar).
Setelah kita memulai dakwah di dusun bakti dan berusaha mendidik mereka muncul laporan-laporan dari ikhwah bahwa mas’ud suka memanggil sebagian ikhwah untuk melihat internet di rumahnya untuk membaca syubhat-syubhat yg disebarkan hizbul jadid seperti ucapan mereka bahwa Syaikh Yahya ditahzir 30 orang ulama kesalahannya sudah dikumpulkan dan sangat banyak…. dan dia dan beberapa pengikutnya mulai berusaha untuk menjauhkan orang dari majelis-majelis kita dengan mengatakan” kamu tidak sanggup mempelajarinya nanti error, untuk apa belajar ilmu seperti itu kalo tidak paham nahwu. Dan dia mengatakan kepada sebagian ikhwah”kamu berada di barisan siapa?”
Di majelis-majelis kita sudah kita berikan nasehat secara umum untuk ikhwah -dan kami belum menyebutkan nama-nama mereka- agar semangat dalam belajar dan jangan mendengarkan syubhat-syubhat orang-orang yang tidak menginginkan kebaikan bagi dakwah. Dan tentang Mas’ud sendiri kita berusaha untuk duduk bersama dengannya untuk menasehatinya Ana,Dzakwan, Hanif, Sholahuddin yang kami semua tinggal di daerah pondok atau berdekatan dengan pondok adapun Sulaiman karena dia agak jauh maka tidak ikut. Adapun Abdul Ahad tatkala kami ajak dia tidak mau dengan alasan nanti Ma’ud bisa marah-marah seperti yang pernah terjadi. Lalu kita katakan lalu apa orang ini dibiarkan? Dan dia pun hanya diam..
Tapi qadarullah waktu yang kita sepakati datang tapi Mas’ud menolak dan mengatakan “untuk apa? tidak ada gunanya!
سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُون [البقرة : 6]
Sama saja bagi mereka apakah kamu peringatkan atau tidak maka mereka tidak akan beriman.
Setelah berjalan beberapa waktu tatkala dia mungkin merasakan bahwa dia sudah memiliki barisan dan syubhat-syubhat yang diwahyukan dari syaithan-syaithannya maka dia pun terang-terangan untuk memperlihatkan sikapnya. Dia tegak setelah shalat maghrib kemudian dia mengatakan beberapa bulan ini kita mencium napas-napas baru para ulama dihina dan direndahkan seperti Syaikh Robi(dia sebutkan pertama kali supaya melakukan dagangannya) Syaikh Ubaid,Washoby dan dia menyebutkan Syaikh2 Yang lain sampai akhirnya dia selesai. Dzakwan langsung menyuruhnya untuk diam dan kita menyuruh para ikhwah untuk tidak mendengarnya dan untuk menunaikan shalat sunnat.
Malam itu adalah jadwal Sulaiman untuk mengisi, tapi Dzakwan minta waktu untuk berbicara kemudian menjelaskan duduk permasalahan tentang ubaid Aljabiri, Mari’yain dan tokoh-tokoh hizbil jadid secara ringkas dan padat. Dan dimalam itulah Dzakwan menghizbikan Mas’ud dan mengajak ikhwah untuk menghajrnya dia dan pengikut-pengikutnya seperti Syahrul dan Sari.
Syaikul Islam berkata
وَأَمَّا إذَا أَظْهَرَ الرَّجُلُ الْمُنْكَرَاتِ وَجَبَ الْإِنْكَارُ عَلَيْهِ عَلَانِيَةً وَلَمْ يَبْق لَهُ غِيبَةٌ، وَوَجَبَ أَنْ يُعَاقَبَ عَلَانِيَةً بِمَا يَرْدَعُهُ عَنْ ذَلِكَ مِنْ هَجْرٍ وَغَيْرِهِ فَلَا يُسَلَّمُ عَلَيْهِ وَلَا يُرَدُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ إذَا كَانَ الْفَاعِلُ كَذَلِكَ مُتَمَكِّنًا مِنْ ذَلِكَ مِنْ غَيْرِ مَفْسَدَةٍ رَاجِحَةٍ. الفتاوى الكبرى
Adapun seandainya seseorang terang-terangan melakukan kemungkaran maka wajib mengingkarinya terang-terangan dan tidak ada ghibah terhadap dirinya dan wajib dihukum terang-terangan dengan apa yang membuat dia jera dari perbuatannya itu dari Hajr dan yang lain maka tidak mengucapkan salam kepadanya dan tidak dijawab salamnya seandainya dia mampu melakukannya tanpa ada mafsadah yang rojih.
Adapun tentang jual beli adalah perkara yang gampang karena orang lain pun ada yang berjualan, tentang polisi toh itu hanya lamunan saja tentang masyarakat yang akan menyerang mana buktinya??
Adapun bapaknya(Abshor) kita waktu itu masih berharap baik dengannya karena dia bilang sebelum itu -pada waktu kedatangan Syaikh Abu Amr- dia tidak akan membela Mas’ud tapi dia mau mendengarkan dulu Syubhat2nya dan dia akan menasehatinya. Dia dinasehati agar jangan mau mendengarkan syubhat Mas’ud tapi dia bersikeras dengan hujjah bahwa dia membawa Tamim dan dia (abshor) bisa membedakan yang benar dan yang salah. Tetapi akhirnya dia pun terbawa kesesatan Mas’ud, yang kemudian menjadi para pembela Mas’ud.
يونس بن عبيد يوصي بثلاث
يقول لا تدخل على سلطان وإن قلت آمره بطاعة الله ولا تدخل على امرأة وإن قلت أعلمها كتاب الله ولا تضع أذنك الى صاحب بدعة وان قلت أرد عليه
Yunus bin ubaid berwasiat dengan tiga perkara : Jangan kalian masuk kepada sulthon walaupun kamu katakan bahwa kamu menyuruhnya untuk Taat kepada Allah, dan jangan kamu masuk kepada perempuan walaupun kamu katakan bahwa kamu mengajarkannya kitabullah, dan jangan kamu letakkan telingamu kepada Shohib bid’ah walaupun kamu katakan bahwa kamu akan membantahnya.
Syaikul islam berkomentar:
فأمره بالاحتراز من أسباب الفتنة فإن الانسان اذا تعرض لذلك فقد يفتتن ولا يسلم
Maka dia memerintahkan berhati-hati dari sebab-sebab fitnah maka sesungguhnya manusia jikalau menghadapinya terkadang terfitnah dan tidak selamat.
Setelah kejadian tersebut Abdul Ahad datang kepada Dzakwan menyalahkan Dzakwan terhadap perbuatannya dan dia mengatakan seandainya dia ada, dia tidak akan melakukannya dia akan menarik tangannya dan menasehatinya padahal baru beberapa waktu yang lalu dia menolak untuk duduk bersama dalam menasehati Mas’ud. Abu Mas’ud pun di waktu shubuh ketika mentahdzir Dzakwan juga menyalahkan tindakan kami dia menukilkan ucapan Syaikh Muqbil (katanya) yang waktu itu berada di dalam halaqohnya sekitar 1500 orang Seandainya dari mereka 5 orang saja yang salafy maka sudah cukup senang beliau menunjukkan banyaknya orang-orang yang menyimpang tapi beliau tidak berbuat seperti perbuatan Dzakwan. Inilah ucapan abu mas’ud untuk membela adiknya seandainya yang dia sebutkan Ulama ganti dari salafy masih wajar tapi tidak akan nyambung dengan keinginannya. Dan ini artinya kebanyakan murid yang ada di Dammaj adalah bukan Salafy maka tidak pantaslah tempat tersebut disebut markas Salafy yang paling besar dan paling bersih. Kemungkinan bahwa dia salah ucap mungkin dilontarkan oleh mereka tapi kenapa dia membangun argumentasinya diatas ucapan tersebut?
Kemudian Abdul Ahad berusaha untuk mengajak berdamai dengan Mas’ud dan duduk bersama lagi. Yang kemudian pemikiran inilah yang dibantah oleh Dzakwan di dalam Darsnya tentang hukum berdamai dengan Ahlul bid’ah. Dan kemudian para ikhwah banyak menanyakan tentang beberapa syubhat di majelis-majelis kita dan kita pun meluruskannya. Tapi kok malah di tulisan Abu Mas’ud itu kami dianggap memojokkan Abdul Ahad??? Apakah justru ucapan itu berasal dari…dan seandainya itu memang pemikirannya apa tidak boleh membantah sebuah pemikiran yang salah??
Abdul Ahad pernah memanggil Sari ke depan mesjid katanya dia mau bertobat dan memperbaiki dirinya dan dia mau mendengarkan nasehat, tapi tatkala kedepan justru malah membentak-bentak. Tatkala Dzakwan bertanya kepada Abdul Ahad”dia ini mau mendengarkan nasehat atau apa? Abdul Ahad mengelak dan lepas tangan seraya mengatakan” Tanya sendiri saja kepadanya!” Kemudian Abshor pun tegak ingin ikut bicara dan Dzakwan pun keluar dari mesjid. Ana tatkala keluar dari mesjid berjumpa dengan pak Marhadi dengan muka murung dan berkata kepada Ana “aneh ini Abdul Ahad” ana jawab: entah apa maunya?
Sampai pada suatu malam, Abdul Ahad mendatangi Dzakwan untuk mengajak Dzakwan berdebat lagi dengan Mas’ud atau mau membuat tulisan bantahan terhadap Mas’ud dan Mas’ud membuat apa yang menjadi syubhatnya. Dzakwan menolak untuk mau berdebat langsung dan juga tidak mau debat dengan tulisan dengan alasan bahwa dia sendiri sudah kesulitan membagi waktu untuk mengajar dan kehidupannya sehari-hari. Mendengar ucapan seperti itu Abdul Ahad pun kemudian berbicara di depan umum bahwa dialah yang bertanggung jawab terhadap pondok ini dialah pengurusnya dan amanah para wali murid ke dia dan akhirnya dia pun memberhentikan dars-dars kita semua tidak terkecuali dan itu adalah keputusan para pengurus dan pemegang waqaf. Padahal baru saja sebelum dia umumkan itu kita mengumumkan bahwa hanif akan membaca Mauqifusshahih min Ahlil Bid’ah tulisan Syaikh Robi’. Dan larangan membuka pelajaran itu masih berlangsung terbukti dengan Sulaiman Abu sulaim yang membuka dars tentang sholat di simpang badak yang jaraknya sekitar 4kilo kemudian Abdul Ahad datang dengan membawa para pengikut setianya sekitar 10 orang untuk melarang Sulaiman setelah sebelumnya dia mengetes sulaiman dengan pertanyaan apakah Dzakwan Hizbi? Bagi orang yang mengikuti perkembangan yang terjadi di dusun bakti akan mengetahui bagaimana dia berusaha membela Mas’ud bahkan tatkala Sulaiman datang kepada Abdul Ahad dengan membawa surat dari Dzakwan dia bilang kepada Sulaiman bahwa dia masih ingin mengajak Mas’ud untuk khutbah Jum’at Cuma saja apa kata orang nanti! Ketika menulis tulisan ini ana mendengar dari saiful bahwa Mas’ud sekarang sudah menjadi khatib di tempat ahlul bid’ah di kota bagan batu.
Memang ada ancaman dari Mas’ud bahwa kalian akan makan linggis dan kata-kata lain yang semisalnya yang dikirim ke Hamdi tapi bukankah ini makin meyakinkan kita bahwa dia itu adalah Hizby yang tatkala kalah hujjah mengandalkan kekuatan otot atau berusaha memakai pemerintah sebagai tamengnya!!! Dan itu semua tidak ada yang terjadi! Tidak ada polisi tidak ada sedikitpun serangan dari masyarakat, tapi rasa takut Abdul Ahad sepertinya sangat besar kepada polisi entah apa rahasianya…
Pada pagi harinya kita menelepon Abu turob dan beliau menyarankan untuk melanjutkan dakwah dan dia mau menasehati Abdul Ahad. Maka kita pun setelah shalat zhuhur melanjutkan lagi pembacaan ushulus sunnah. Muncul ucapan dari ikhwah bahwa kalo kita tetap mengajar itu adalah termasuk tidak taat kepada pemimpin yang ucapan ini dinisbahkan kepada regar kepada Abdul Ahad. Itulah sebabnya dari munculnya ucapan Dzakwan tersebut. Dan ana sendiri pun masih melanjutkan kajian dari Fathurrabbil bariyah di rumah pak sagino setelah shalat maghrib.
Keesokan harinya tepat setelah Shalat shubuh dan orang-orang dilarang keluar dari mesjid dengan dijaga oleh beberapa orang dipintu-pintu mesjid, Abu Mas’ud pun mulai berorasi dan menghizbikan Dzakwan dan menuduh kita berusaha untuk membuat makar dan menggulingkan Abdul Ahad. Dan menghinakan Dzakwan bahwa dia baru dalam dakwah dan makan harta dakwah tapi mau menghancurkan dakwah ini yang dibawa oleh Abdul Ahad yang tak pernah makan harta dakwah sedikitpun. Padahal Dzakwan cuma diberi oleh Abshor sekali saja itupun dengan memelas agar dia menerima pemberiannya karena awalnya dia mengatakan tidak butuh terhadap pemberian tersebut dan pemberian itu masih dalam tempatnya belum di ganggu.
Dari hadist Abu Dzar yang diriwayakan oleh imam Muslim bahwa Rasulullah berkata:
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ » قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثَلاَثَ مِرَارٍ. قَالَ أَبُو ذَرٍّ خَابُوا وَخَسِرُوا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ »
Tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah di hari kiamat, tidak melihat mereka dan tidak menyucikan mereka dan bagi mereka azab yang pedih dan rasulullah membacanya tiga kali, Abu Dzar berkata ruginya mereka wahai Rasulullah siapa mereka itu? Beliau berkata: musbil (orang yang menurunkan pakaiannya dibawah mata kaki) dan mannan (orang yang memberi kemudian mengungkit-ungkit pemberian), dan yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu
Adapun Mas’ud yang menjadi inti permasalahan hanya disinggung sedikit saja. Tatkala mau dibantah dia langsung menjerit- jerit menyuruh kita diam dan para penjaganya yang ada di pintu-pintu pun bergerak mendekati kita.
Di waktu shubuh itulah dia melepaskan hawa nafsunya tanpa memperdulikan kehormatan muslim yang itu lebih tinggi di depan Allah dari kehormatan ka’bah. Sebagaimana ucapan ibnu umar
ما أعظمَكِ، وأعظمَ حرمَتَكِ! وللمؤمن أعظمُ حرمةً عند اللهِ منكِ،
Alangkah besar dirimu dan alangkah besar kehormatanmu dan bagi seorang mukmin kehormatan di sisi Allah yang lebih besar dari kehormatanmu
Dia katakan ini adalah karena membela dakwah(katanya bahkan dengan darahnya) padahal dia pasti masih ingat siapa yang ketakutan tatkala Syiah menyerang Dammaj, dan pernah di waktu lain tatkala dars ulumul Qur’an dimasa perang syi’ah tiba-tiba ada orang yang sedang berkelahi dan hanya ada satu orang yang berdiri ketika itu dan yang lainnya dalam keadaan tenang
من أيّةِ الطُّرْقِ يأتي مثلَكَ الكَرَمُ أينَ المَحاجِمُ يا كافُورُ وَالجَلَمُ
Dari jalan apa kedermawanan mendatangimu mana alat bekammu wahai kafur dan alat cukurmu?
Dan ketika terdengar isu bahwa polisi mau datang ke dusun bukankah kamu di malam itu melarikan diri dari dusun dengan membawa cangkul sebagaimana cerita Tamim kepada Sulaiman?
َيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا [آل عمران : 188]
Mereka suka dipuji dengan yang mereka belum perbuat
الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلاَبِسِ ثَوْبَىْ زُورٍ (متفق عليه عن أسماء)
Orang yang berpura-pura dengan sesuatu yang tidak dikaruniakan kepadanya seperti orang yang memakai 2 pakaian dusta.
Dan seandainya dia lupa tentang apa yang pernah terjadi di Dammaj karena sudah berjalan beberapa waktu dia bisa menanyakannya kepada Zakaria Jazairi yang pemerintahan mereka pernah dikafirkan oleh Abu Mas’ud tatkala dia mengatakan pemerintah Jazair adalah Thoghut.
قَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَا أَسَرَّ أَحَدٌ سَرِيرَةً إلَّا أَظْهَرَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى صَفَحَاتِ وَجْهِهِ وَفَلَتَاتِ لِسَانِه
Berkata Utsman tidaklah seseorang menyembunyikan suatu rahasia kecuali Allah akan menampakkannya di mukanya atau ucapannya
Dan ucapan bahwa aparat hukum itu thogut beberapa kali ana dengar dari ucapan beberapa ikhwah di Dusun Bakti lalu ana katakan kepada mereka itu adalah mengkafirkan pemerintah dan ana nasehati mereka.
Abu Mas’ud katakan Pak Shiddiq adalah dajjal. Pak Siddiq meminta ketegasan dari Abdul Ahad tentang permasalahan Mas’ud. Pak Shiddiq melarang Sulaiman simpang joko untuk berbicara dengan Mas’ud akan tetapi kalau mau tabayyun dengan Sulaiman abu sulaim, tapi Dia disalahkan oleh Abdul Ahad dengan alasan kalau tidak tabayyun dengan Mas’ud apa bisa paham!!
Tentang masalah ketidak tegasan Abdul Ahad dalam menyikapi permasalahan pernah disebutkan oleh Sholahuddin tatkala kita duduk bersama dalam membahas apa yang pernah terjadi dalam dakwah dusun bakti dan inilah diantara Udzur yang disampaikan di waktu kita duduk bersama. Majelis tersebut kita minta untuk menepis tuduhan-tuduhan miring yang disampaikan oleh orang-orang Dzul Akmal Dan Faishal bukan untuk Makar!! Karena mau diakui atau tidak mereka ada hubungan dengan orang-orang yang tidak berada dalam manhaj Salaf, bahkan Uqbah pernah mengaku bahwa bapaknya dan Abu Bakar Ba’asyir dalam satu manhaj dan dia (uqbah) berkomunikasi lewat telepon dengan Abu Bakar ba’asyir tatkala abu bakar sedang dipenjara dalam kasus terorisme. Dia memanggilnya dengan sebutan Pak Abu. Bahkan dia marah kepada Suhail tatkala Suhail mengatakan Abu Bakar Ba’asyir orang sesat dan dia akan membawanya kepada Abu Bakar kalau Suhail berani( kesaksian dari Suhail Dan Ridwan tatkala mereka mandah bersama). Abdul Ahad mengaku tidak tahu-menahu tentang hal ini padahal hanif pernah menceritakan hal ini kepadanya yaitu tentang Abdurrohman yang bicara dengan uqbah dan Uqbah membela-bela Ngruki. Dan Uqbah sendiri juga belajar di Ngruki. Lalu Abdul Ahad katakan “kalau bicara dengan Uqbah tidak usah menyinggung masalah itu bicarakan dengannya masalah lain saja!” dan Hanif terheran heran dengan ucapan Abdul Ahad tersebut.(dari pengakuan hanif yang tertulis). Apakah Uqbah yang begini perbuatannya disebut sebagai orang awam? Apakah seseorang baru bisa disebut khawarij kalau berpakaian tertentu? Dan apa pernah didapati seorang teroris tatkala dia beroperasi menggunakan pakaian islam? Lalu kemudian analah(penulis) yang dituduh membuat tuduhan palsu tatkala ana bilang Abdul Ahad tidak tegas padahal ada orang yang memiliki pemikiran khawarij di pondoknya.
Dari hadist ibnu mas’ud muttaffaqun Alaih
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا ».
Rasulullah berkata sesungguhnya jujur menunjuki kepada kebaikan dan kebaikan akan menunjuki kepada jannah dan seseorang senantiasa jujur sehingga ditulis sebagai orang yang jujur dan kedustaan akan menunjuki kepada kefajiran dan kefajiran akan menunjuki kepada neraka dan seseorang senantiasa bohong sehingga ditulis sebagai pendusta.
Bahkan abang ipar Dzakwan dan hamdi pernah datang kepada Sholeh Suaidi tatkala Abdurrahman Mar’ie datang ke Indonesia karena perintah Abdul Ahad. Tapi anehnya di saat ini mereka balikkan fakta dan mereka bebas bersih dari semua itu dari mulai fitnah ihya’ dan kita menjadi orang yang ingin kudeta. (Kalau seandainya kalian memang benar sejak awal mengapa keluar taroju’ antum wahai Abu Mas’ud? Kalau seandainya ketika itu Ja’far tidak Salafy dan kalianlah yang Salafy bukankah Abu Nida’ cs itu teman-temanmu? Yang berarti merekalah yang Salafy pada waktu itu!) Sehingga perhatian orang yang seharusnya tentang Mas’ud dan bagaimana menyikapinya yang benar jadi kepada KUDETA Dzakwan cs yang hanya bualan mereka saja. Cuma karena untuk mempertahankan tampuk pimpinan yang hampir hilang dikarenakan ikhwah yang mulai mengerti permasalahan dan mendapati sang pemimpin tidak memiliki hujjah apapun kecuali bahwa dia adalah sang pemimpin yang tenang dan tidak tegas tatkala ada keharoman Allah dilanggar dan akan mencak-mencak jika kepentingannya terancam.
Sepintas tentang tulisan-tulisan mereka
Nukilannya tentang ucapan Abdurrahman bahwa “Dzakwan akan datang membawa perubahan” dan itu diulang-ulang di dalam lembarannya.
Tanggapan
Benar bahwa Dzakwan datang dengan membawa perubahan.
Dari hadist abu sa’id Rasulullah berkata:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ ».
Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendakalah dia rubah dengan tangannya maka jika dia tidak sanggup, maka dengan lisannya dan jika dia tidak sanggup maka dengan hatinya.
Dahulu murid-murid di pondok tidak terurus, sesukanya saja sehingga ada yang di pondok yang seandainya dia menikah mungkin memiliki anak tapi untuk menyebutkan rukun iman saja tidak dapat menyebut seluruhnya! Tatkala Dzakwan mengajar Hajrul Qur’an dia pernah bertanya kepada para murid yang ada di dusun bakti dibulan apa diturunkan AlQur’an tapi tak seorangpun yang dapat menjawab. Belum lagi tentang masalah adab dan penyimpangan syariat yang tidak akan terbayangkan itu bisa terjadi di sebuah tempat yang dipuji setinggi langit oleh mereka, yang seandainya diperlukan akan kita tuliskan.
Setelah kedatangan dzakwan, dan pada waktu itu hari jum’at setelah selesai shalat Jum’at dia pun berdiri di dekat mimbar mengingatkan dan menasehati ikhwah agar mendidik anak-anak mereka karena ketika itu anak-anak ribut padahal khotib sedang khutbah. Para ikhwah sangat senang dengan keberanian dan ketegasannya yang kemungkinan kebanyakan dari kita tidak mampu untuk melakukan itu! Setelah semingguan dan dia pun mulai mengajar, dia kemudian menertibkan para murid khususnya yang tinggal di asrama, contohnya ketika ta’lim umum harus hadir, ketika pagi pintu di asrama dikunci dan semua di mesjid sampai syuruq, tidur harus memiliki pembatas, dan dia mengajak para ikhwah untuk semangat dalam ta’lim dan itu semua dirasakan oleh mereka kalau mereka mau jujur dan berani bersaksi karena kebanyakan dari mereka berada dalam ketakutan karena tekanan-tekanan para preman-preman mereka. Seperti contoh pak Saman yang ketika ana minta beliau menjadi saksi beliau bilang:”saya tidak mampu menjadi saksi saya sudah Down(jatuh mentalnya) sudah capek. Beliau pernah ana ajak untuk membaca tulisan Abu Ja’far Cuma beliau takut akibat yang terjadi dibelakang. Dan memang betul, diapun dipanggil oleh Abdul Ahad dan dilarang untuk membacanya dan ucapan tersebut dihadiri oleh Sofyan Along-along dan Shalih kresek tapi tatkala ana sampaikan berita pelarangan itu ke Dammaj -dan Ana tidak tahu apa yang ikhwah dammaj sampaikan kepada Abdul Ahad- dan Abdul Ahad ditanya oleh pak Sukemi tentang pelarangan itu maka diapun membantah ucapan tersebut bahwa dia tidak melarang!! Jadi siapakah yang dusta? Bahkan seperti Suhail yang ketika mereka berusaha mengintimidasinya dengan dipaksa untuk duduk bersama mereka oleh Sofyan Along-along (yang kata abu Mas’ud di dalam tulisannya bahwa dia lari ke kampung pereng karena ketakutan)
إذا ساء فعل المرء ساءت ظنونه وصدق ما يعتاده من توهم
Jikalau perilaku seseorang itu buruk maka prasangkanya pun buruk dan dia meyakini apa yang menjadi prasangkaannya.
Dan Suhail di ancam bahwa kepalanya akan dipecahkan oleh pak Udin pln( ini kesaksian Suhail kepada ana tatkala dia disidang oleh Abdul Ahad dan para pengikutnya yang fanatik dikarenakan smsnya kepada Abdul Ahad tatkala dia bertanya tentang berita bahwa Syaikh yahya melarang Dzakwan untuk mengajar dan berita itu disebarkan oleh orang-orang Abdul Ahad seperti Udin pln, Abu Zuhair Sugianto dan Harun matapao, bahkan harun mengirim sms ke ikhwah di medan. Kemudian suhail bertanya kepada Harun akibat desakan ikhwah medan kepadanya tentang sanadnya, Harun bilang dari Abdul Ahad dari saudara Muhammad Riau. Tatkala suhail bertanya kepada Abdul Ahad dia katakan itu adalah dusta. Kemudian dia mengirim sms kepada Harun : Apa kamu yang dusta atau Abdul Ahad? Cuma saja sms itu salah kirim dan sampai ke Abdul Ahad). Wallahu A’lam apa yang terjadi kepada pak Saman dan ikhwah yang lainnya. Dan Allah lah yang mengetahui segala sesuatu.
Dzakwan dengan semangat mengajar ikhwah yang mau belajar dengannya sampai-sampai dia harus menyingkat waktu makannya karena jadwal mengajarnya yang padat. Jazahullah khairon. Dan dia bersemangat mengajar ikhwah buku-buku manhaj, karena kita lihat mereka terjatuh pada penyimpangan manhaj seperti Tamim yang sangat bersemangat untuk mendatangi markaz tabligh dan mendebat mereka bahkan dia mengajak Dzakwan untuk mendatangi mereka.
Sudah masyhur dikalangan salafiyyin bagaimana hukum berdebat dengan Ahlul Bid’ah dan itu sangat banyak tertulis di kitab-kitab para salaf bagaimana tegasnya mereka terhadap perkara ini.
Dzakwan menyemangati ikhwah dalam perkara amar ma’ruf nahi munkar bahkan kita mendengar rasa senang para ikhwah dengan apa yang dia bawa ini. Dan mereka sering membandingkan dengan Abdul Ahad yang tidak tegas dalam menghadapi masalah-masalah di dusun bakti. Dan guru-gurunya yang sering tidak istimror dalam mengajar, sampai-sampai para ikhwah di awal-awal kedatangan kita, mereka merasa berat untuk memfotokopi buku dengan alasan bakalan tidak akan selesai dibaca karena para guru tidak istimror dalam mengajar.
Adapun tentang rusmianto, Dzakwan pernah bertanya tentang dia karena dia tidak mengenalnya dan ini adalah wajar bagi orang yang belum lama tinggal di suatu tempat tidak mungkin langsung tahu orang-orang yang ada di tempat itu secara terperinci. Dan sempat hampir terjadi fitnah dikarenakan saksi yang tidak bertanggung jawab yang ingin mengadu domba tapi setelah rusmianto dan dzakwan berjumpa maka permasalahan pun dapat diselesaikan. Cuma sepertinya masih ada api dendam yang tersisa di dalam hatinya karena perkara itu selalu disebut-sebut oleh mereka.
Sangat dusta orang yang menuduh bahwa Dzakwan tidak ingin orang lain belajar kepada selainnya. Bukankah dia menyebut-nyebut mereka dan menyarankan istifadah dari mereka dan semua harus Ta’awun di dalam darsnya. Bahkan telah ia sebutkan pada waktu majelis itu!!(permintaan menulis taroju’)
Ibnul mubarok berkata :
قال أخبرنا اسماعيل بن أبي خالد عن قيس بن أبي حازم قال سمعت أبا بكر يقول إياكم والكذب فان الكذب مجانب الايمان (الزهد لابن المبارك)
Telah menceritakan kepada kami ismail bin abi khalid dari Qois bin Abi Hazim dia berkata aku mendengar Abu bakar berkata janganlah kalian berdusta karena kedustaan itu menjauhi keimanan!
Dan Syaikhul islam berkata:
وَالْفَارِقُ بَيْنَ الْمُؤْمِنِ وَالْمُنَافِقِ هُوَ الصِّدْقُ فَإِنَّ أَسَاسَ النِّفَاقِ الَّذِي يُبْنَى عَلَيْهِ هُوَ الْكَذِب
Pembeda antara mukmin dan munafiq adalah kejujuran maka sesungguhnya landasan nifaq yang dibangun diatasnya adalah kedustaan.
Dan semoga dalil-dalil diatas juga menjadi nasehat bagi saksi-saksi kalian seperti Hamdi. Apa belum cukup kamu dikenal dikeluarga kita sebagai orang yang suka dusta dan tidak bisa dipegang ucapannya lalu kemudian kamu ingin dustakan orang satu dunia dengan membuat kedustaan lewat tulisan mereka? Sejak kapan kamu menjadi tim sukses kudeta? Kapan kalian dilantik? Dan apa saja tugas kalian tatkala dilantik yang dibebankan kepada kalian?
Adapun antum wahai Sofwan, mengapa kamu berbolak balik tidak tahu arah. Kamu juga yang mengatakan bahwa muridmu tatkala ditanya”siapa yang kamu sembah pada waktu Sholat” maka sang murid pun menjawab”Imam!” apa karena urusan dunia sehingga kamu berubah?
Tentang ucapan Dzakwan kepada Syahrul apa pangkatmu? Itu adalah tatkala dia menasehati Syahrul yang diwaktu itu ada hanif dan orang lain yang kalau tidak salah namanya adalah Budiman yang datang di akhir majelis dengan menjelaskan kepadanya tentang masalah Ubaid Jabiri lalu Syahrul tidak setuju maka Dzakwan pun mengatakan ucapan tersebut.
Seperti ucapan penyair
يقولون هذا عندنا غير جائز فمن أنتم حتى يكون لكم عند
mereka mengatakan ini tidak boleh disisi kami
maka siapakah kalian sehingga kalian mengatakan “disisi kami”
Dan ketidak nyamanan dan ketakutan justru terjadi setelah kedatangan Abu Mas’ud dan tindakan mereka dalam mengusir para ikhwah. Karena mereka takut diusir kalau ketahuan tidak sepakat dengan mereka dalam masalah penghizbian Dzakwan karena mereka telah terang-terangan mengatakan itu(Berapa banyak orang yang bersaksi tapi tidak mau dituliskan namanya dan anapun tidak menuliskan kesaksian mereka). Adapun sebelum itu mereka berada dalam kebaikan dan semangat dalam menuntut ilmu sebagaimana yang diucapkan oleh pak Nurdin saudara Ikrimah” aku sudah semangat sekali sampai aku beli pulpen dan buku” dan itu tidak dapat dipungkiri.
Semoga tulisan yang ringkas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Cobaan dan fitnah akan selalu datang silih berganti. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menunjuki kita kepada jalan Allah yang lurus karena musibah itu adalah dikarenakan kesalahan-kesalahan kita di masa lampau dan semoga Allah memberi kita kesabaran dalam menempuh cobaanNya.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ [الشورى : 30]
Dan apa yang menimpa kamu dari musibah maka itu disebabkan apa yang telah kamu lakukan dan Allah memaafkan dari banyak kesalahanmu.
22 جمادى الأولى 1432
الحمد لله رب العالمين
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلاّ أنت أستغفرك وأتوب إليك
Tidak ada komentar:
Posting Komentar